Potensi Di Lampung Perlu Digali

tanaman kakao
Lampung, MS- Potensi daerah Lampung yang produktif perlu digali lagi sehingga dapat meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah itu. Potensi hasil perkebunan dan pertanian Lampung cukup banyak seperti kopi, kakao, jagung, dan ubikayu. Namun demikian, banyak hasil produksi perkebunan maupun
pertanian yang diekspor hanya dalam bentuk asalnya bukan hasil turunannya, sehingga nilainya tidak tinggi.
“Potensi sumber daya alam produktif di Lampung cukup banyak, namun belum semua tergali sehingga diperlukan upaya semua pihak untuk memberdayakan potensi tersebut,” kata Pemimpin Kantor Bank Indonesia (KBI) Bandarlampung, Gandjar Mustika.
Menurut Gandjar Mustika, diperlukan upaya semua pihak termasuk pemerintah daerah, perbankan, pengusaha, dan lembaga-lembaga terkait lainnya untuk bersama-sama menggali potensi produktif daerah itu. Pembangunan daerah, memerlukan kesadaran bersama bahwa hasilnya diperuntukkan bagi kesejahteraan masyarakat.
Gandjar Mustika mengharapkan, pertumbuhan ekonomi di Lampung tinggi, inflasi terkendali, potensi daerah produktif serta harga-harga barang kebutuhan pokok juga terkendali.
“Peran pemerintah daerah sangat besar dalam pembangunan mengingat pemerintah memiliki perencanaan anggaran. Bank Indonesia (BI) dalam kapasitasnya sebagai mitra kerja pemerintah daerah dapat memberikan masukan terkait pembangunan daerah,” kata Gandjar.
Gandjar menjelaskan, kerjasama juga dilakukan dengan lembaga lain seperti BPS setempat untuk memonitor atau penyediaan data informasi pertumbuhan ekonomi, PDRB, inflasi di daerah. “Kualitas data informasi itu sangat dibutuhkan untuk pengambilan keputusan sehingga diharapkan dapat digunakan untuk kepentingan bersama.”
Di sisi lain, kata Gandjar, potensi produktif daerah yang belum tergali itu juga tidak terjamah oleh perbankan. Perbankan lebih memilih atau berkecimpung pada penyaluran kredit yang “nyaman” atau tidak terlalu beresiko seperti pemberian kredit untuk konsumsi.
Namun untuk membiayai kegiatan produksi industri yang dinilai cukup beresiko, ujar Gandjar,  perbankan sedikit yang mau berperan untuk memberikan pinjaman. Ke depan perbankan dapat membantu pembiayaan potensi produktif daerah sehingga nantinya hasil produksinya dapat nilai tambah tinggi.
“Jika selama ini ekspor jagung hanya berbentuk gelondongan. Kedepan diharapkan hasil turunan jagung itu yang memiliki nilai jual tinggi dapat pula di ekspor,” pungkas Gandjar.Subarno/PLI

INDEKS BERITA