Jangan Tertipu Mafia Hukum

Surabaya - Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya melalui Kasi Pidana Umum (Pidum) Setyo Pranoto meghimbau agar masyarakat jangan tertipu keberadaan makelar kasus dan mafia hukum yang mengatasnamakan Jaksa tertentu guna meminta sejumlah uang atas suatu perkara.

Setyo menyatakan, beberapa pekan sebelumnya, seorang korban penipuan oknum nyaru jaksa mendatangi dirinya. Si korban adalah keluarga terdakwa yang disidang di PN Surabaya.
Si korban mengadukan vonis tinggi yang dijatuhkan kepada anggota keluarganya padahal sudah menyerahkan sejumlah uang kepada jaksa. “Katanya, si korban ditelpon orang yang mengaku jaksa yang menyidangkan anggota keluarganya. Si penelpon yang mengaku jaksa ini meminta uang agar bisa dihukum ringan,” ujar Setyo, Kamis (8/3/2012).
Setelah dikonfrontir dengan jaksa dimaksud, ternyata si pengadu telah menjadi korban yang mengaku-ngaku menjadi jaksa. "Namanya juga orang lagi panik, keluarganya terbelit masalah hukum, si korban langsung percaya kalau yang menelpon jaksa. Padahal ini modus,” papar Setyo.
Dia mengimbau masyarakat dan pihak berperkara agar tidak percaya apabila menerima telpon atau didatangi seseorang yang mengaku jaksa atau dekat dengan jaksa. “Jangan mudah percaya. Saya juga memerintahkan kepada jaksa-jaksa di sini agar tidak terjerat dengan pertemuan-pertemuan transaksional dalam penanganan kasus,” jelas Setyo.
Mengantisipasi praktik pemerasan halus oleh oknum tersebut, kejaksaan berkoordinasi dengan pihak PN Surabaya agar memantau dan mengimbau pihak berperkara tidak teperdaya dengan ulah oknum seperti itu. “Karena modus seperti ini juga terjadi di pengadilan. Di pengadilan, oknum ini biasanya mendekati terdakwa dengan menyaru jadi hakim atau akrab dengan hakim,” tutur Setyo.
Kasi Pidum asal Nganjuk yang tak lama lagi pindah tugas di Kejati Jateng ini menambahkan, selain melalui telpon, oknum atau markus seperti ini juga kerap menemui pihak berperkara secara langsung dengan pura-pura dekat dan akrab dengan jaksa atau hakim. “Di hadapan pihak berperkara dia pura-pura ngobrol dengan jaksa atau hakim biar tampak dekat dan akrab. Tujuannya agar targetnya percaya. Padahal itu hanya trik saja,” tandas Setyo. [BJ/uci/ted]

INDEKS BERITA