![]() |
Petani Gabah |
Bojonegoro - Meskipun Instruksi Presiden (inpres) No 3 tahun 2012 terkait kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan beras, di Kabupaten Bojonegoro telah ditetapkan per 1 Maret 2012 lalu, petani belum merasakan dampak positif terhadap kenaikan (HPP) yang telah ditetapkan sebesar Rp 6000 per kilogram (kg). Namun kenyataannya, harga gabah kering panen (GKP) ditingkat petani malah merosot hingga kisaran Rp 2.800 per kg. "Harga gabah terus merosot, bahkan ada yang seharga Rp 2.800 per kg," kata Jono, salah satu petani di Kecamatan Dander, Bojonegoro, Senin (05/03). Menurut dia, turunnya kualitas harga dan kualitas gabah di wilayah Bojonegoro disebabkan karena cuaca buruk.
Terutama, terjadinya angin kencang yang menjadikan padi sebagian besar ambruk. Sehingga kondisi tersebut, yang mengakibatkan harga gabah terus merosot. Karena gabah yang akan dipanen sudah terendam air setelah batang padinya roboh diterpa angin kencang. "Itu yang membuat kualitas harga gabah merosot," jelasnya.
Selain itu, lanjut dia, karena tidak adanya panas yang cukup. Sehingga, upaya pengeringan juga tidak bisa dilakukan secara maksimal. Apalagi, saat ini sebagian wilayah juga sedang berlangsung panen raya. Sedangkan, untuk GKP yang normal karena tidak terendam air saat ini harganya masih kisaran Rp 3.100-3.300 per kg.
Menurutnya harga GKP yang ideal ditingkat petani yaitu kisaran Rp 3.500-3.800 per kg. Dengan harga senilai itu, setidaknya mendekati HPP dan tidak merugikan petani. Diakuinya, pada awal panen sekitar sebulan lalu harga GKP sempat mencapai kisaran Rp 3.800 per kg. Namun, harga turus menurun hingga saat ini anjlok pada posisi Rp 3.300 per kg.
"Seharusnya dengan adanya HPP membantu para petani, apalagi saat musim panen raya seperti ini, membuat harga gabah tambah merosot," keluhnya.
Diketahui saat ini sejumlah wilayah di Kabupaten Bojonegoro memasuki masa panen. Di antaranya, wilayah Kecamatan Padangan, Kalitidu, Dander, Trucuk, Balen, Kanor, dan Baureno. Dia berharap kepada pemerintah untuk menstabilkan harga jual dengan biaya penanaman padi serta perawatanya yang semakin mahal.BJ/ Tulus Adarrma
Selain itu, lanjut dia, karena tidak adanya panas yang cukup. Sehingga, upaya pengeringan juga tidak bisa dilakukan secara maksimal. Apalagi, saat ini sebagian wilayah juga sedang berlangsung panen raya. Sedangkan, untuk GKP yang normal karena tidak terendam air saat ini harganya masih kisaran Rp 3.100-3.300 per kg.
Menurutnya harga GKP yang ideal ditingkat petani yaitu kisaran Rp 3.500-3.800 per kg. Dengan harga senilai itu, setidaknya mendekati HPP dan tidak merugikan petani. Diakuinya, pada awal panen sekitar sebulan lalu harga GKP sempat mencapai kisaran Rp 3.800 per kg. Namun, harga turus menurun hingga saat ini anjlok pada posisi Rp 3.300 per kg.
"Seharusnya dengan adanya HPP membantu para petani, apalagi saat musim panen raya seperti ini, membuat harga gabah tambah merosot," keluhnya.
Diketahui saat ini sejumlah wilayah di Kabupaten Bojonegoro memasuki masa panen. Di antaranya, wilayah Kecamatan Padangan, Kalitidu, Dander, Trucuk, Balen, Kanor, dan Baureno. Dia berharap kepada pemerintah untuk menstabilkan harga jual dengan biaya penanaman padi serta perawatanya yang semakin mahal.BJ/ Tulus Adarrma