Warga Keluhkan Pertambangan Batubara

sekolah di dekat tambang batu bara
Tanah Bumbu, MS-Pertambangan Batubara di wilayah Desa Banjarsari Kecamatan Angsana Kabupaten Tanah Bumbu merambah kewilayah pemukiman warga. Hal tersebut tentu saja membuat resah penduduk se-tempat. Pasalnya, aktifitas pertambangan yang sangat dekat dengan pemukiman tersebut berdampak pada...
kesehatan akibat debu batu bara.
Ada sejumlah Perusahaan tambang batu-bara di wilayah Desa Banjarsari Kecamatan Angsana, yaitu BMB, Bara Bin-tang, dan Baramega Utama.
CV. Bara Bintang menolak anggapan aktifitas tambangnya meresahkan warga. Justru warga senang dengan adanya Tambang Batubara didesa mereka. “Masya-rakat yang mana,” kata humas Bara Bintang.
Menurutnya, perusahaannya selalu membantu masyarakat sekitar pertambangan. Salah sa-tunya seperti membantu sumur bor, membantu peralatan belajar mengajar madrasah, dan lainnya. Selain itu, aktifitas Bara Bintang pun terbatas, karena system kerja yang dilakukan oleh Bara Bintang hanya sampai jam 12 malam saja. “Kemudian, kalau ada ke-matian atau hajatan atau malam jumat kami tidak melakukan aktifitas kerja, jadi masyarakat yang mana yang merasa resah?
“Untuk masalah kompensasi lain hanya pimpinan yang menge-tahui, saya hanya orang lapangan jadi tidak mengetahui hal itu,” jawabnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh CV. Bintang Mulia Bara (BMB). Pihaknya merasa tidak ada masalah dengan masyarakat.   
“Kami sering mengadakan rapat dengan masyarakat terkait adanya permasalahan sehingga kita bisa koreksi jika ada per-masalahan,” ujar staf BMB saat ditemui dikantornya.
Selain itu, pihak perusahaan sudah memberikan Fee melalui program CSR kepada desa se-besar Rp 5700 per Metrik Ton.
Sementara itu, terkait dengan CV. Sarana Usaha (SU) yang rencananya akan melakukan pertambangan di Desa Banjarsari membuat Kepala Desa tidak nyaman. Karena CV SU hanya melakukan pendekatan secara langsung tanpa sepengetahuan Kepala Desa. Akibatnya masya-rakat menolak kehadiran CV SU di Banjarsari. ”Masyarakat Banjar-sari menolak desanya dibuka pertambangan Batubara,” sebut Kades.
Ada sekitar 100 KK menolak kehadiran perusahaan tersebut.
“Yang jadi dilema saat ini, antara pihak perusahaan dengan warga tidak pernah bertemu secara langsung. CV SU da-tangnya door to door saja. Ini yang membuat kami bingung. Harapan saya bisa bertemu antara kedua belah pihak. Jadi agar ada kejelasan apakah ma-syarakat menolak atau menyetu-jui,” Ujar Kepala Desa Banjarsari, Sutarno. (Imran/Ridwan)

INDEKS BERITA