Bojonegoro, MS -Permukiman warga di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, sejak sepekan terakhir diserbu hama wereng. Hama itu mengerumuni lampu penerangan rumah dan lampu penerangan di jalan raya.
“Bagi yang tidak tahan, selain pedih di mata, juga mengakibatkan kulit gatal-gatal,” kata seorang warga Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, Bambang.
Seorang warga Desa Sukorejo lainnya, Ngasipin, mengatakan bahwa areal sawahnya seluas satu hektare dengan usia tanaman 38 hari ludes diserang hama wereng. Selain itu, hampir semua tanaman padi di desanya habis diserang hama wereng. “Bagi yang tidak tahan, selain pedih di mata, juga mengakibatkan kulit gatal-gatal,” kata seorang warga Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, Bambang.
“Diperkirakan, setelah tanaman padi di Bojonegoro dan sekitarnya habis, hama wereng tersebut menyerang permukiman warga,” kata Ngasipin.
Untuk mengantisipasi serangan hama wereng di lokasi permukiman warga, lampu penerangan di wilayah perkotaan di Bojonegoro terpaksa dimatikan. Sebab serangan hama wereng tersebut sulit dikendalikan.
Selain memenuhi permukiman warga dan lampu, hama wereng juga memenuhi jalan-jalan di wilayah tersebut, termasuk menyerbu lampu penerangan jalan di seputaran alun-alun kota. “Disemprot dengan obat serangga bisa mati, tapi serangan wereng datang lagi,” jelas Bambang.
Menurut Ngasipin dan Bambang, wereng yang menyerbu penerangan lampu tersebut, tidak mati. Sebab, pada siang hari mereka menempel di tempat tertentu dan menyerang kembali pada malam hari.
“Ini baru pertama kalinya terjadi. Biasanya di labuhan sering dijumpai hewan yang namanya iber-iberan, bukan wereng,” kata Mulyono, warga Bojonegoro.
Secara terpisah, Ketua Kontak Tani Nelayan dan Andalan (KTNA) Bojonegoro Sarif Usman menyatakan, serangan hama wereng yang melanda wilayah setempat, berlangsung secara merata. Sedangkan serangan hama wereng yang menyerbu permukiman warga tersebut, karena tanaman padi di wilayah Bojonegoro dan sekitarnya nyaris habis diserang wereng.
“Harus ada pencegahan serangan hama wereng secara serentak,” ujar Sarif.
Sarif mengatakan, harus ada usaha untuk memutus mata rantai perkembangan hama wereng. Sebab, kalau dibiarkan selain merusak tanaman padi, juga menggangu aktivitas masyarakat terutama pada malam hari.
“Bagaimanapun juga kalau hama wereng masuk telingga manusia bisa berbahaya,” kata alumunus dokter hewan Universitas Airlangga Surabaya itu. tavip