Sumenep-Metro Surya, Aksi massa yang merusak sejumlah fasilitas milik PT Energi Mineral Langgeng (EML) di lokasi eksplorasi di Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Jumat (06/07/12), menimbulkan kerugian Rp 2,5 milyar.
Kapolres Sumenep, AKBP Dirin, Sabtu (14/07/12) menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan sejumlah saksi dari PT EML sebagai pelapor, sejumlah fasilitas yang dirusak warga merupakan fasilitas penting, seperti genset.
"Kerusakannya total, karena genset diceburkan ke air, jadi tidak bisa
digunakan lagi. Jumlah genset yang ddirusak tidak hanya satu. Padahal satu genset harganya bisa mencapai Rp 700 juta. Belum lagi kerusakan fasilitas-fasilitas lain. Kalau ditotal mencapai Rp 2,5 milyar," katanya.
Dirin membantah pihaknya memberlakukan pengamanan berlebihan seperti yang dituduhkan warga. Menurutnya, pengamanan yang dilakukan di lokasi pengeboran sesuai dengan protap yang ada. "Tidak berlebihan kok. Kami menempatkan dua peleton Brimob di lokasi eksplorasi sebagai upaya antisipasi saja, jangan sampai terulang aksi massa yang anarkis seperti kemarin itu," ujarnya.
Dirin menjamin pihaknya ada dalam posisi netral, tidak memihak siapapun, baik perusahaan maupun masyarakat. "Kalau masalah eksplorasi itu diluar tupoksi kami. Kami hanya bertugas mengamankan situasi. Saya jamin polisi netral," tegasnya.
Ia menambahkan, sampai saat ini sudah 13 orang yang diperiksa sebagai saksi dalam kasus tersebut. Saksi yang diperiksa sebagian merupakan karyawan PT EML yang ada di lokasi ketika kejadian pengrusakan oleh massa tersebut. "Kami masih kembangkan penyidikan kasus ini, dengan memanggil saksi-saksi lain dari warga, dan mengumpulkan bukti-bukti," ungkap Dirin.
Sebelumnya, Jumat (06/07/12), ratusan massa melakukan pengrusakan sejumlah fasilitas PT EML di lokasi pengeboran. Diantaranya pos penjagaan dirusak, mini bus PT EML digulingkan, dan truk solar PT EML dirusak. Aksi massa tersebut dipicu kekesalan warga, karena PT EML ngotot melanjutkan eksplorasi, padahal warga setempat jelas-jelas menentang.
Versi warga, perusakan sejumlah fasilitas milik perusahaan itu, akibat ada oknum aparat keamanan yang akan memukul warga yang menolak rencana eksplorasi migas di wilayah tersebut. Bejat