Surabaya, MS--Banyak kalangan menilai, sistem kepegawaian yang berlaku saat ini masih sangat lemah, akibat lebih banyak pada praktik penerapan aturan semata. Contoh konkritnya adalah masih ditonjolkannya faktor senioritas dalam setiap pengangkatan jabatan. Walaupun prestasi kinerja atau kecakapan PNS bersangkutan seringkali kurang memadai, uniknya dapat menduduki jabatan strategis dengan alasan senioritas.
Sebaliknya kecakapan atau kemampuan dan prestasi kerja cukup memadai, sementara perilaku, kepribadian, dan integritas kurang. Fakta di lapangan, seringkali kita melihat PNS senior dengan pengalaman lama, kepangkatan tinggi, pengabdian baik, kesetiaan tinggi tapi tidak memiliki kompetensi dan kinerja baik, tidak dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Sebaliknya kompetensi tinggi tanpa pengalaman, kesetiaan, dan pengabdian tinggi, juga tidak dapat menghasilkan pejabat yang baik.
lain halnya dengan sosok Eddi A.Md. LLAJ, S.Sos, MM. Pria kelahiran Palembang tersebut adalah salah satu dari sejumlah pejabat Pemkot Surabaya yang mampu membuktikan kepiawaiannya merubah image negatif masyarakat terhadap kinerja instansi Dinas Perhubungan akibat kasus pungli di UPT Pengujian Kendaraan Bermotor Wiyung beberapa waktu lalu. Seperti di ketahui saat itu, tak satupun pejabat senior bersedia menggantikan posisi Kepala Dinas Perhubungan sebelumnya yang diduga terlibat pasca terungkapnya kasus pungli di UPT PKB Wiyung.
Berbekal konsep penataan kinerja yang baik, Eddi ternyata mampu menetralisir image negative instansi tersebut dengan berbagai perubahan positif, dan hal itupun diamini berbagai kalangan.
Seperti pernah diungkapkan Eddi beberapa waktu lalu, tekadnya akan terus bekerja secara optimal agar masyarakat dapat terlayani dengan baik. “Bagi saya yang terpenting adalah bekerja dengan baik. Hal itu penting untuk menjamin hak public mendapatkan pelayanan yang berkualitas. Untuk itulah saya terus melakukan evaluasi kinerja demi menghasilkan sesuatu yang baik pula,” ujarnya. deni